Kehidupan pesantren memang selalu menarik untuk diangkat ke
layar lebar. Percaya tidak ? Kisah didalam pesantren memang telah beberapakali
diangkat ke layar lebar. Masih ingat film Negeri Lima Menara yang diadaptasi
dari novel dengan judul yang sama. Film tersebut juga menceritakan kehidupan
didalam pesantren.
Nah, kali ini giliran novel
Cahaya Cinta Pesantren (CCP) karya Ira Madan yang diangkat
ke layar lebar. Film bergenre comedy romantic ini
memang menawarkan sesuatu yang segar.Walau cerita yang diangkat hanyalah
kehidupan sehari hari empat sekawan yang baru pertama kali masuk pesantren.
Namun film ini berhasil menangkap kisah kisah sederhana menjadi hal yang
menarik dan mengundang tawa.
Adalah Marshila Silalahi (diperakankan Yuki Kato) seorang
gadis batak yang tomboy. Shila lahir dari keluarga sederhana yang tinggal ditepi
Danau Toba. Shila digambarkan seorang remaja
yang suka semaunya. Lebih dekat kepada
sang Ayah ketimbang sang ibu (diperankan Elma Theana) .
Masalah datang ketika Shila tak diterima di SMA favorit pilihannya.
Apalagi keadaan keuangan orangtuanya juga tak cukup menyekolahkan Shila di
sekolah swasta. Pilihan bersekolah di pesantren menjadi pilihan utama. Walau
ditolak mati matian, Shila akhirnya menerima juga bersekolah di pesantren ketika sang Ayah
juga menyuruh Shila bersekolah di pesantren sama dengan keinginan sang ibu.
Padahal Shila berharap sang Ayah juga setuju dengannya untuk
menolak permintaan sang ibu. Disinilah kekecewaan besar Shila terhadap sang
Ayah yang akhirnya harus disesalinya ketika sang Ayah meninggal.
Memulai Kehidupan di Pesantren
Shila dengan berat hati akhirnya bersekolah di pesantren
mengikuti kemauan kedua orangtuanya. Hari pertama Shila di Pesantren sudah mengundang kehebohan karena Shila sengaja tak
ikut sholat berjamaah. Akibatnya Shila harus menerima hukuman. Walau karena
telat datang sholat berjamaah itu pulalah Shila bertemu dengan seorang santri
tampan, Rifky (diperankan Fachri Muhamad)
yang menarik hatinya. Cerita tentang Rifky menjadi menarik karena pemuda tampan itu menjadi pengeran pujaan Shila dan juga Amanda.
Dihari pertama pula
Shila berkenalan dengan Amanda (diperankan Febby Blink), Aisyah (diperankan
Sivia Blink), Cut ( diperankan Vebby Palwinta). Kisah pertemanan empat
bersahabat ini menjadi tulung punggung cerita CCP. Banyak keseruan, kejahilan hingga
keharuan yang terjadi pada empat bersahabat ini.
Shila awalnya tidak
betah dan berencana melarikan diri.
Bersama Amanda, Shila membohongi ustadzah (diperankan Zee zee Shahab) untuk
membawa Amanda yang berpura pura sakit asma untuk mencari obat keluar pondok. Adegan ini sangat menarik
sekaligus mengocok perut. Melihat tingkah Shilla dan Amanda yang malah kembali
pulang ke dalam pesantren karena mobil bak terbuka yang mereka tumpangi ternyata membawa kebutuhan pesantren. Alamak
Jang...
Apalagi di dalam cerita, ada kisah romantis yang
dikembangkan. Tapi Jangan dibayangkan kisah romantis seperti anak muda zaman sekarang. Kisah romantis ala
pesantren ini tetap menjaga kaidah hubungan yang dibolehkan oleh Islam.
Harus diakui keunggulan film CCP adalah peran para pemain
yang bermain total. Terutama peran Yuki Kato dan Rizky Febian (Abu)
yang memerankan sebagai santri gaul yang berusaha mengejar Shila. Walau
terus terusan ditolak dan “dimusuhi”,
Abu tak pernah menyerah . Peran Rizky Febian yang terkenal dengan lagu Kesempurnaan
Cinta ini memang patut diacungi jempol.
Rizky Febian berhasil membuat film CCP mengalir dengan
ringan , mengundang tawa dan terkesan tidak kaku. Bermain hampir di dua pertiga
jalannya cerita, Rizky Febian berhasil memerankan seorang santri yang sedikit
konyol tapi percaya diri.
Peran lain yang patut diacungi jempol adalah peran Febby
Blink, Vebby Palwinta dan Sivia Blink. Ketiganya berhasi memainkan logat daerah
yang cukup kental. Seperti Sivia Blink yang memerankan tokoh Aisyah seorang
gadis minang yang tak punya pendirian. Febby yang memerankan gadis melayu asal
Malaysia dan Vebby Palwinta yang memerankan sebagai gadis asal Aceh.
Film CCP mengambil setting
di tepian Danau Toba dan kota Medan. Pilihan tempat yang sangat eksotis.
Rasanya film CCP bisa mewakili film yang secara tak langsung mempromosikan
destinasi wisata Danau Toba yang saat ini menjadi salah satu dari sepuluh destinasi
prioritas di Indonesia.
ASPIRASI Memulai Debut Pertama
Film CCP merupakan
debut pertama Asosiasi Penulis dan Inspirator Seluruh Indonesia. Sebagai asosiasi yang menghimpun
para penulis dan inspirator yang telah menerbitkan buku . Pada hari Sabtu (15/10)
ASPIRASI mengajak para anggotanya dan
mengundang komunitas film dan blogger
TDB untuk nonton bareng sekaligus sebagai launching Film CCP yang akan tayang
di seluruh bioskop di Indonesia.
Sebagai karya film yang di produseri Harianto Tian dan
Ustadz Yusuf Mansyur . Film CCP memang mengadopsi novel , digali dari kisah
yang dialami langsung sang penulis novel. Aspira sebagai asosiasi penulis
merasa perlu mebuat film layar lebar. Sebagai usaha dari memaksimalkan
inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Di dalam film berdurasi lebih dari dua jam ini ASPIRASI ingin menampilkan sisi sisi kemanusian santri
yang sedang belajar didalam pesantren. Walau ada beberapa bagian yang kurang
pas tapi tak terlalu mengganggu dan masih dalam taraf wajar dalam sebuah adegan
film.
Dalam acara gathering sabtu kemarin, ASPIRASI berjanji akan membuat film film lainnya yang
lebih seru dan inspiratif. Nah, kita tunggu aja film lainnya. Semoga ASPIRASI
menjadi asosiasi yang punya andil lahirnya film nasional yang berkualitas.
Cocok Didistribusikan ke Singapura , Malaysia dan Brunai
Film Cahaya Cinta Pesantren lekat dengan logat dan bahasa
melayu. Apalagi salah satu dari tokoh pemainnya (Amanda ) digambarkan berasal
dari Malaysia. Membawa tema film Islami yang cukup kuat. Film CCP cocok
didistribusikan ke negara tetangga serumpun yang mayoritas pemeluk Islam.
Ada kesamaan logat melayu, cerita yang Islami dan pemain
yang piawai memerankan tokoh remaja yang menarik, lucu dan saling bersahabat.
Nilai jual film CCP ada pada cerita keseharian yang dikemas ciamik oleh sang
sutradara.
Pengambilan gambar yang sangat baik , tata suara yang asik hingga setting lokasi film yang eksotis. Film
CCP memiliki kekuatan teknis film yang sangat baik. Sayang bila film CCP yang
rencananya akan tayang serentak pada tanggal 22 Oktober mendatang hanya beredar di Indonesia. Apalagi era MEA
sudah berlaku . Sudah saatnya film nasional menyerbu seluruh negara ASEAN. Kualitas
film CCP tak kalah dengan film karya Thailand atau Malaysia.
Diluncurkan di Waktu yang Kurang Pas
Film CCP memang membawa pesan moral yang kuat tentang
keiklasan, persahabatan, keteguhan hingga berani mengambil keputusan sulit.
Tokoh utama, Shila dan tiga teman lainnya membuktikan “teori bejana” dimana
setiap tangis kesedihan dan kegembiraan ditampung didalam bejana yang sama.
Saling menguatkan dan saling membantu diantara mereka membuahkan ikatan yang
lebih kuat bahkan lebih kuat dari ikatan saudara.
Film CCP tergolong film dengan durasi panjang. Ceritanya
mengalir hingga para tokoh pemainnya beranjak menikah dan memiliki kehidupan
sendiri. Dibeberapa adegan terdapat adegan haru yang bisa membuat penonton
menitikkan air mata. Adegan ketika sang bunda melepas Shila di gerbang
pesantren dan adegan ketika Shila harus kehilangan sang Ayah tercinta.
Cerita film CCP cukup bervariasi tak melulu menggambarkan
kehidupan didalam pesantren namun juga menggambarkan karakter remaja yang
sedang mencari jatidiri. Menangani masalah dan menyelesaikannya bersama sama.
Namun satu hal yang patut disayangkan. Film CCP yang sarat
muatan Islami sejatinya akan menjadi tayangan yang booming ketika diluncurkan
menjelang bulan Ramadhan atau menjelang Lebaran Idul Fitri. Karena , secara
hitungan penonton , lebaran adalah waktu yang paling tinggi untuk memasarkan
sebuah film selain waktu liburan sekolah atau liburan Natal dan tahun baru.
Tapi secara keseluruhan, film Cahaya Cinta Pesantren layak
diapresiasi. Tak banyak pihak mau mengambil segmen ini. Karena film yang
temanya spiritual punya share market
yang tidak sebesar film nasional biasanya. Walau film Ayat ayat Cinta dan
Ketika Cinta Bertasbih mampu meraup penonton cukup tinggi. Nah, mampukan film
CCP meraup jumlah penonton yang banyak ? Jawabanya adalah : Yuk , ramai ramai
kita nonton film CCP, ajak anak dan saudara anda. Catat tanggal mainnya : 22
Oktober.
Cahaya Cinta Pesantren: Ketika Inspirasi Datang dari Dalam Pesantren
Reviewed by Unknown
on
21.00
Rating:
Tidak ada komentar: