Usaha kecil menengah (UKM) merupakan sektor seksi yang tak
banyak dilirik pemilik modal raksasa. Jumlahnya tersebar, dengan berbagai macam usaha. Dari
bermain jasa, memproduksi barang hingga menjadi perantara.
Tahukah kita bila UKM lah yang punya pondasi ekonomi yang
kuat. Ketika badai krisis datang pada
tahun 1997-98, UKM berhasil bertahan. Bank besar dan perusahaan raksasa sebagian rontok, jasa keuangan kocar kacir, perusahaan
importir morat marit. UKM bertahan karena tak memiliki rekening dolar, tak
memiliki utang dengan Bank apalagi Bank asing. UKM terus berjalan walau memang
secara omset berkurang ketika itu.
UKM punya pondasi kuat, daya tahannya terbukti. Namun tak
ada jaminan pula akan terus berkibar. Persaingan saat ini ketat. Supply dan
demand kadang tak akur. Supply terlalu besar sedang demandnya melempem.
Akhirnya persaingan tidak sehat terjadi, saling makan, saling rusak. UKM
tergencet dan akhirnya kolaps.
Apalagi ketika era
digital telah mewabah. Jaringan internet sudah merata dan semakin lebar
jangkauannya. Pelosok negeri hingga perbatasan negara tak ada lagi sekat.
Borderless. Setiap orang bisa meng-akses informasi dimana saja kapan saja asal
terhubung dengan jaringan internet melalui gawai. Era ponsel pintar
(smartphone) telah merubah paradigma informasi.
Hanya dalam genggaman, semua data informasi, penawaran,
permintaan hingga transaksi jual beli terjadi dalam genggaman tangan. Semua
kebutuhan manusia telah berpindah secara
ajaib ke dalam gawai .
Orang tak perlu lagi pergi ke kota hanya untuk membeli
pakaian, sepatu atau kebutuhan sekunder lainnya. Tinggal pesan , bayar dan
tunggu dalam beberapa hari pesanan yang diminta akan muncul didepan pintu
rumah. Semudah itulah transaksi jual beli pada era milenium.
Dunia maya dan nyata telah bersatu padu. Orang tak lagi
kesulitan mencari barang yang diinginkannya. Tinggal sebutkan kata kunci, mesin
pintar pencari akan merogoh milyaran data dalam hitungan sepersekian detik.
Ratusan hingga ribuan data akan tersaji dilayar ponsel.
Bahkan, untuk lebih memudahkan, aplikasi online disajikan dengan
canggih, tersebar dan bisa diunduh. Ada yang gratis ada yang berbayar.Berapa
bulan yang lalu era transportasi online
menggoyang pemahaman baru . Orang tinggal mengunduh aplikasi transportasi
online secara gratis. Setelah itu , kebutuhan transportasi akan ada dalam gawai. Tinggal ketik tempat
tujuan dan tempat dijemput, transportasi yang kita butuhkan akan muncul didepan
hidung kita dan siap mengantar ke tujuan yang kita inginkan. Ajaib.
Siapa yang diuntungkan ?
Tentu sipengguna aplikasi dan sipengendara. Sejak ojek online mewabah
sudah ratusan ribu orang mengais rejeki di bidang ini. Ada yang ojek pangkalan
yang pindah jalur, ada karyawan yang cari tambahan, ada pengangguran yang kini
punya pekerjaan hingga ibu rumah tangga yang nekad cari penghasilan. Era
digital berhasil meng-create pekerjaan baru yang sebelumnya tak
terpikir.
Termasuk munculnya taksi online, menggusur taksi mainstream
yang akhirnya harus juga berubah. Membenamkan aplikasi online agar bisa bersaing
dengan taksi online yang telah muncul sebelumnya. Dunia memang telah berubah,
ada yang cerdas dan mengikuti perubahan namun ada yang gagap hingga akhirnya tersalip dan
melolong ketinggalan.
UKM memasuki era Revolusi Ekonomi IV
Hanya sedikit pihak yang punya kepedulian yang tinggi dengan
UKM. Sektor yang sebenarnya menjadi exit strategy yang cerdas dari
permasalahan pembangunan ekonomi mikro. Ditengah melambatnya ekonomi dunia,
terpuruknya harga minyak dunia, tak
tercapainya pemasukan pajak yang berakibat terjadinya defisit keuangan negara.
UKM menjadi pilihan yang paling tepat untuk diberdayakan.
UKM yang tumbuh dengan baik merupakan pilar ekonomi kerakyatan. Menjadi
penyeimbang yang bagus bagi industri besar. Tak harus dibenturkan karena setiap
pihak punya jalannya masing masing. Malah keduanya bisa bersinergi . UKM bisa
dibangun menjadi vendor yang mensuplai kebutuhan industri besar.
UKM menyerap pekerja lebih banyak ? Tak terbantahkan.
Pekerja di sektor UKM mengalami peningkatan secara signifikan. Orang
menyebutnya pekerja informal. Pekerja mandiri. UKM menjadi solusi cerdas untuk
mengatasi pengangguran disaat industri besar mengalami tekanan.
Transaksi yang berputar di sektor UKM bukan sedikit.
Mengalir dan berputar deras memberikan kesejahteraan bagi pekerjanya. Hal ini
bukan isapan jempol semata. Fakta yang didapat UKM berhasil menyelamatkan
puluhan juta orang . Hanya saja di Indonesia, tak banyak pihak mau perduli
dengan UKM.
Banyak UKM yang tak layak mendapat pinjaman Bank , tak mendapat kemudahan,
terbentur dengan izin birokrasi yang rumit, terkendala dengan persyaratan
formal yang kadang tak masuk akal, dianggap merusak pemandangan . Dikejar kejar
karena tak mematuhi peraturan berjualan .
Tapi kendala yang dihadapi nyatanya tak menyurutkan langkah
UKM untuk terus maju. Masih ada segelintir
pihak yang mau peduli seperti Bank
Sahabat Sampoerna (BSS). Yang salah satu divisinya khusus memberdayakan
UKM. Bahkan BSS juga memiliki koperasi simpan pinjam yang telah memiliki 1.500
kantor pelayanan. Koperasi simpan pinjam ini bergerak di sektor UKM yang tidak
bisa memenuhi persyaratan Bank.
Salah satu langkah mulia BSS melakukan seminar gratis dengan
tema : Strategi Jitu Meningkatkan Omset Melalui Digital Marketing pada Rabu (21/9) . Bertempat di Gedung
Sampoerna Strategic , ada 5 narasumber hebat yang dihadirkan, Tekkwi seorang
ahli digital marketing, Ronald FRS , CCO Sibisnis, Wilson Partogi (Ketua APOI),
lalu ada Tanto Surioto dan terakhir
Puspita Zorawar (Founder Lembaga Manajemen SDM-Exellencia).
Acara yang dibuka langsung oleh Ong Tek
Tjan selaku Direktur UKM dan Jaringan Kantor Bank Sahabat Sampoerna
berlangsung selama satuhari. Para Narasumber
bergantian memberikan ilmu dan pengalaman untuk para peserta yang sebagian besar UKM yang memulai merintis
digital marketing.
Maksimalkan Omset melalui
Tangan Ajaib Digital Marketing
Narasumber pertama seorang praktisi yang sudah berpengalaman
di bidang Marketing Digital, Tekkwi. Pria kurus dengan wajah ramah ini
membeberkan semua celah yang dimiliki dunia digital yang bisa digunakan untuk
menaikkan brand awardness dan tentu mendongkrak omset penjualan.
Tekkwi memberikan solusi menggunakan fitur Adword yang
tersedia di adword.google.com . Fitur
marketing ini terbilang murah karena dibayar berdasarkan jumlah per klik (pay
per click). Nah, tinggal sesuaikan budget yang dimiliki . UKM bisa menggunakan
cara ini dalam mempromosikan barang atau jasa yang dimiliki. Adword harus memiliki kriteria Fast Loading, Targetted, Push
Contract, Love at First Sigh agar calon konsumen atau klien yang kita bidik tepat sasaran.
Tekkwi mencontohkan sebuah sekolah yang mengiklankan jasa
pendidikannya menggunakan adword. Dalam sehari dari seluruh klik hanya 5-10 persen saja yang potensial menjadi
konsumen atau klien. Namun karena laba yang didapat dari satu peserta didik Rp
3 juta , sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk Adword hanya Rp 1,5 juta. Jadi
menurut Tekkwi, sekolah tersebut sudah menghitung laba dengan konversi.
Padahal secara kenyataan, ada 15 calon siswa yang bisa
dijaring melalui iklan di Adword. Jadi , bila dibandingkn biaya yang dikeluarkan,
hasil yang didapat jauh lebih besar. Tekkwi mengingatkan pula untuk memiliki
website yang menarik. Sebagai pendukung dari marketing yang dilakukan. Website menunjukan
profesionalisme sehingga calon konsumen atau calon klien yakin akan produk dan jasa yang
ditawarkan UKM.
Tekkwi juga memberikan beberapa trik Search Engine Optimaizer (SEO) ketika berpromosi di
mesin pencari google. Karena konsumen biasanya hanya mencari pada halaman
pertama, pada urutan 1 sampai 10. Lebih dari itu, calon konsumen akan mengabaikan
informasi yang ada.
Nah, untuk masuk pada jajaran urutan 1-10 atau pada halaman
pertama pencarian perlu trik menggunakan SEO. Sayang teknis SEO tergolong rumit
dan perlu belajar secara khusus dengan waktu yang lumayan banyak. Namun, Tekkwi
memberikan beberapa trik untuk menaikkan SEO. Pertama, konten harus unik,
kedua, Desain menarik (eye catching), Ketiga, harus ada back link. Terakhir
bunce rate.
Hanya saja waktu memang terbatas, sehingga apa yang
disampaikan Tekkwi masih bersifat umum dan tidak masuk kedalam teknis yang
lebih detail. Walau begitu, apa yang disampaikan punya nilai positif sehingga
UKM mengerti apa yang bisa dilakukan di dalam dunia marketing digital.
Narasumber kedua, Ronald dari CCO Sibisnis yang mengampaikan
Digipreneur Dengan Merdeka . Ronald lebih menyampaikan sebuah pesan positif
tentang semangat kebangsaan merah putih yang harus disuntikkan di dunia
digital. Membangun pilar kebangsaan dalam mengembangkan aplikasi, fitur hingga
website ala Indonesia. Ronald
mengenalkan sebuah ujaran dengan menggunakan #MariBerkarya #IndonesiaKuat .
Ada empat issu yang
dibahas Ronald, konteks mikro Indonesia, perspektif UMKM , perkembangan
e-commerce dan digital payment Indonesia. Ronald mengajak agar UKM tidak
terjebak sebagai perantara (makelar/calo)
namun naik level sebagai pemain langsung alias produsen. Apalagi bisa
naik ke lever sebagai agregator UKM yang punya kemanfaatan jauh lebih luas.
Narasuber ketiga, Wilson Partogi yang saat ini menjabat
sebagai ketua asosiasi pengusaha online Indonesia (APOI). Wilson menyampaikan
hal yang berbeda, pria berkacamata ini menyapaikan tentang semangat dalam
mengembangkan UKM. Terkesan menyentil namun ada nilai positif. Bahwa UKM harus
bekerja lebih keras dan profesional.
Narasumber ketiga, Tanto Surioto. Pria yang tergabung dalam
Gerakan Indonesia Jaya ini menyampikan sebuah aplikasi yang bisa digunakan UKM dalam digital
marketing. Ada dua versi, yang gratis dan yang berbayar . Sayang aplikasi masih
dalam pengembangan dan baru akan diluncurkan pada akhir tahun ini.
Narasumber kelima dan terakhir, Puspita Zorawar. Wanita
energik dan penuh semangat positif ini menutup sesi seminar dengan sebuah
paradigma mengelola SDM. Tentu cara yang dikembangkan berbeda dengan cara
korporat yang memiliki sistem baku. Puspita menyampaikan teori Maslow yang merupakan teori
dalam kebutuhan manusia. Dengan konsep pemenuhan eksistensi diri , maka manusia
dapat didorong ke arah yang postif dengan segala potensi yang dimilikinya.
Menjelang sore, hampir jam 16:00 selesai sudah seminar yang
diadakan Bank Sahabat Sampoerna bekerja sama dengan asosiasi pengusaha online
Indonesia. Acara seminar yang punya energi positif ini akan menjadi awal yang
baik bagi UKM mengebangkan diri ke arah digital marketing.
Sudah saatnya, UKM Indonesia maju dalam dunia online dimana
kesempatan terbuka sangat luas. Hanya saja, perlu aksi nyata dari UKM. Belajar
dan bersedia merubah mindset yang selama ini ada. Di era MEA yang telah dibuka,
persaingan dan pasar kini menjadi sangat besar. Ada 650 juta calon konsumen
atau calon klien. Pasar ASEAN adalah ladang yang sangat menarik. Tentu harus
diingat, pasar Indonesia harus dikuasai terlebih dahulu. Menjadi tuan rumah di negeri
sendiri. Ayo semangat.
Menikmati Era Digital dan Menangkap Peluang UKM di Abad Milenium
Reviewed by Unknown
on
16.51
Rating:
Tidak ada komentar: